MASSACRE NOVEL
8
MAKHLUK
Terdengar suara sirine Mobil polisi memasuki
halaman.
"Kamu keluar sambil angkat tangan
jelaskan ke mereka!" Tika menyuruhku. Aku segera berlari ke ruang tamu.
"Suruh mereka kesini!" suara cempreng Tika berteriak dari dalam.
Aku
melihat dua mobil patroli memasuki halaman. Juga motor trail polisi. Di ujung depan
pagar kulihat ambulans di parkir. Dua orang petugas turun sambil mencabut pistol.
"Cepat
ke dalam! Pak ada yang tertembak" Kataku sambil masih mengangkat tangan.
Seorang
polisi segera masuk melewatiku dan yang satu
berkata kepada temannya yang baru turun dari mobil di belakangnya. Memberi instruksi
untuk memanggil petugas di ambulans. Kemudian, ia berlari menghampiriku.
Ia menarik tanganku menjauhi pintu.
Kami
berjalan ke dekat mobil patroli pertama. Seorang petugas berseragam masuk lagi
ke dalam. Tidak lama terlihat seorang petugas berpakaian putih dan seorang
polisi berlari membawa tandu. Mereka bergegas memasuki rumah. Sedangkan polisi
yang menarikku masih berdiri di sampingku.
Tika
keluar dari pintu rumah. Ia berjalan menghampiri kami sambil menyarungkan
pistolnya di pinggangnya, dibalik jaket coklat mudanya. Wajah wanita ini
berbeda dengan kemarin, hari ini kulihat dia mengenakan make up seadanya. Juga
tampak kemeja putih dari balik jaketnya yang tampak keluar sebagian, serta
mengenakan celana jeans hitam ketat yang memperlihatkan lekuk pinggul dan
kakinya. Penampilannya sungguh berbeda dari yang kemarin.
"Satu
TO kabur.” kata Tika kepada petugas itu.
“Bantuan dari markas dan unit K9
sedang dalam perjalanan ke sini." ujar petugas itu. Kemudian ia mengambil HT dan berbicara sambil berjalan menjauhi kami.
"Kamu
terluka?" tanya perempuan itu kepadaku.
Aku menggeleng dan berkata "Tidak, ada
apa sebenarnya?"
Tika
menatapku dengan tajam. Kemudian ia berkata "Tadi kami melihatmu dari jauh
ketika berbelok menuju sini dari arah berlawanan, bersama tante kamu dan Ijal. Ijal kulihat memegang
pistol. Untungnya mereka tidak melihat kami." Tika menjelaskan.
"Indra menghubungi markas minta bantuan. Kemudian, kami
diam-diam mengikuti. Aku dan Indra memergoki Muti dan Ijal keluar dari ruang
bawah tanah. Kemudian, Muti menjelaskan kalau dia baru mengurung kamu di bawah. Sepertinya ketika aku kebawah untuk menyelamatkanmu, mereka menyerang
Indra."
"Kamu
tahu darimana ada makhluk buas dibawah." Tanyaku.
"Itu
spontan saja karena orang itu berlari hendak menyerangku. Jadi kulumpuhkan
kakinya dan pundaknya agar terjatuh" Kata Tika. Kemudian, ia
bersandar pada mobil polisi di belakangku.
Kulihat
Indra di tandu seorang petugas polisi dan medis keluar dari pintu. Mereka
berjalan cepat. Seorang polisi di bagian tengah tandu
memegang tabung oksigen kecil.
"Lalu
kenapa kalian kembali kesini?" tanyaku.
"Aku
curiga sejak kemarin waktu interogasi tantemu. Aku bisa baca raut wajah dan
sinar mata, karena bakatku sejak kecil untuk bisa melihat reaksi orang, apakah
dia berbohong atau jujur." Tika menghela nafas kemudian melanjutkan lagi.
"Tantemu
itu berbohong, makanya bisa kulihat dari sinar matanya waktu berbicara. Ada yang
disembunyikan olehnya. Kemarin, ketika
sampai di
kantor, aku bersikeras meminta Indra untuk mendapatkan surat penggeledahan untuk rumah ini. Tadi
pagi baru kudapatkan, dan kami langsung ke sini. Tapi mobil indra mogok di depan
gapura desa. Maka, aku dan Indra naik motor milik kang Irdi ke sini. Kulihat
kalian, waktu kami baru berbelok memasuki blok ini. Indra menghentikan motor
karena curiga."
Aku
terdiam mendengar penjelasan Tika. Menengok melihat kearahnya, tampak wajah perempuan
itu memandang pintu depan rumah dengan gaya
cueknya.
Menarik
sekali perempuan ini, melihat sikapnya yang cool. Apa jadinya kalau perempuan
ini tidak datang? Mungkin aku sudah kehabisan tenaga melawan makhluk di ruangan
bawah tanah itu. Sekarang mungkin aku sudah disantap makhluk buas itu. Aku
bergidik ngeri kembali teringat wajah dan gigi makhluk itu.
"Kamu
tunggu di sini! Aku mau koordinasi dulu." Katanya.
Tika beranjak meninggalkanku, ia menghampiri
polisi yang berdiri di dekat pintu.
****
Aku
berdiri selama kurang lebih 45 menit. Kuperhatikan polisi yang sedang
berdiri di halaman. Dua orang polisi di dalam rumah. Dan satu lagi menghilang
bersama Tika ke arah samping rumah, mungkin untuk mengejar Muti.
Suara
letusan pistol di kejauhan terdengar. Dua kali suara letusan.
Aku
dan polisi yang berdiri di halaman kaget. Disusul bunyi letusan ketiga. Polisi di depanku tampak
berbicara di radionya sambil tangannya mencabut pistol di pinggangnya.
"Kamu
masuk ke mobil!" Perintah polisi itu sambil menunjuk ke arahku.
Aku
segera membuka pintu belakang dan masuk ke mobil. Kemudian, kulihat
Ia berlari merunduk dengan pistol di tangan ke arah samping rumah.
Kuperhatikan
situasi dari balik kaca mobil. Kulihat polisi dari dalam rumah keluar, dan
berdiri siaga dengan pistol di tangan di depan pintu rumah yang menghadap
ke arah halaman.
Dari
samping rumah tampak polisi memapah seorang rekan-nya yang tadi pergi dengan Tika, dengan
tubuhnya penuh darah mengalir. Tika terlihat di belakang mereka, sambil
sesekali mengacungkan pistol ke arah samping.
Polisi
itu memapah rekannya ke arah mobil patroli karena ambulans sudah pergi dari
tadi.
Aku
turun dari mobil, penasaran untuk mengetahui apa yang terjadi.
Aku
menghampiri polisi yang membuka pintu mobil polisi, yang terparkir di
belakangku. Tika membantu memasukkan rekannya yang terluka itu ke dalam. Orang
yang terluka itu meraung-raung kesakitan.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Dia
digigit" Tika menjawabku. Dadanya tampak turun naik karena ngos-ngosan.
"Makhluk
seperti dibawah, banyak sekali di kebun." Kata Tika setelah mengatur nafas.
Aku kaget karena tadi pagi tidak kulihat
siapa-siapa. "Tadi pagi kosong." kataku.
"Dekat
ladang jagung. Makhluk itu tiba-tiba muncul dan menyerang dia. Kutembak kakinya
tapi tidak apa-apa. Kutembak dada dan perut, tapi tetap menyerang. Kutembak kepala
tapi masih bangun juga."
"Kakinya
dirantai?" Aku bertanya pada Tika.
"Iya,
kupikir dia mengejar, tapi tidak bisa jauh karena kakinya dirantai." ujar Tika.
"Sama
seperti makhluk di bengkel tukang besi." kataku.
"Dimana
itu?" tanya Tika.
"Di
sana sekitar
tiga rumah di belakang blok ini." Kataku, sambil menunjuk tangan ke
arah depanku.
Tika menengokkan kepalanya sedikit.
Tepat
saat itu suara sirine terdengar kencang. Sebuah mobil berbentuk van
bertuliskan K9 memasuki halaman. Diikuti mobil patroli dan beberapa sepeda
motor trail.
Diantara
pengendara sepeda motor, terlihat kang Irdi dan Rizky. Risky dibonceng oleh kang
Irdi. Aku merasa kasihan, ketika melihat laki-laki tua itu membonceng anak
muda gemuk itu.
Tika
segera menghampiri rombongan yang baru memasuki halaman. Sedangkan aku melihat
dari luar mobil, polisi yang terluka itu sudah pingsan di jok belakang.
Temannya menggoyang-goyangkan kakinya agar pria itu sadar.
Aku
menengok ke depan, kulihat Tika sedang berbicara dengan seorang polisi
berbadan tinggi besar, yang turun dari mobil patroli yang
baru datang.
Polisi berbadan besar itu pun kemudian berjalan sambil berbicara, menuju
polisi yang sedang memegang anjing herder di belakang mobil K9. Sepertinya polisi berbadan besar itu adalah atasan mereka.
"Ada apa kang Toyib?"
kata kang Irdi berjalan menghampiriku.
"Wah
ceritanya panjang, Kang. Aku sendiri juga masih bingung tadi lihat kang Ijal
ditembak." Kataku kepada kang Irdi.
"Hah,
Kang Ijal kenapa?" Kata Rizky dengan nada kaget.
"Itulah
saya juga kaget." Kataku menjelaskan. "Sekarang mereka mencari
tanteku yang kabur."
"Ini
polisi kenapa?" tanya Rizky menunjuk polisi yang terluka di jok belakang
mobil.
"Digigit,
Kang." kataku.
"Digigit
sama Neng Muti?" tanya Kang Irdi tampak heran memperhatikan.
"Bukan,
sama makhluk seram seperti yang ada di dalam rumah dan di bengkel pandai besi."
kataku.
"Makhluk
seram apa euy? saya nggak ngerti. Apa kuntilanak atau kolong wewe?" kata
kang Irdi dengan logat Sunda yang kental.
"Nanti
Akang tau sendiri, deh." kataku karena memang tidak bisa menjelaskan
karena tidak tahu jenis makhluk apa itu.
"Kalian
kesini! cepat!" Tika berteriak kepada kami sambil melambaikan tangan.
Kami bertiga berjalan mendekati perempuan
itu. Tiba-tiba terdengar teriakan seperti meraung dari belakang kami.
Aku
melihat polisi yang berdiri di depan pintu mobil di tarik ke dalam oleh polisi
yang terluka tadi. Terlihat keduanya meronta-ronta bergumul di belakang jok
mobil.
"Tolong!
Tolong!" Suara dari dalam mobil.
Dua
polisi yang berdiri di depan pintu masuk segera berlari ke arah mobil. Seorang
lagi berteriak kepada kami "Menjauh! Kalian kesana!". Katanya sambil
menyuruh kami pergi. Kami bertiga berbalik dan lari ke arah Tika yang sedang
berlari ke arah kami. Ia hendak menuju mobil itu. Aku berbalik lagi kuperhatikan
yang sedang terjadi.
Dua
orang polisi menarik rekannya dari dalam mobil sehingga ketiganya terdorong
jatuh terjengkang kebelakang. Kulihat polisi yang terluka melompat keluar
dengan mulut penuh darah. Sambil mengaum kencang seperti hewan
liar lepas dari sangkar.
Polisi
berbadan besar meloncat sambil menendang melewati ketiga temannya yang sedang
jatuh. Tendangan itu mendarat di dada polisi yang terluka dan sedang mengamuk
itu. Polisi mengamuk itu terjerembab badannya oleng, dan jatuh masuk ke dalam
mobil. Kemudian polisi yang berbadan besar tadi meraih pintu belakang mobil dan
menutup pintunya dengan dibanting.
Polisi
yang terluka dan mengamuk itu terkurung dalam mobil. Terlihat mobil bergoyang-goyang, karena
orang itu meronta-ronta di dalam mobil sambil memukul-mukul kaca belakang.
Tika
menolong ketiga polisi yang jatuh di tanah. Aku berjalan mendekati mereka.
Polisi
yang tadi diserang tekannya itu berdarah di tangan dan bahunya.
Tiba-tiba
terdengar lagi suara tembakan sekitar 3 letusan. Disusul terdengar suara
gonggongan anjing menyalak di kejauhan.
"Tika,
Hubungi markas minta dikirim personel BRIMOB. Tolong hubungi juga KODIM
setempat minta bantuan tambahan personel. SIAGA 1" Polisi berbadan besar
itu berkata sambil menolong teman-temannya.
Tentu
saja di daerah kabupaten ini jumlah polisi juga terbatas. Wajar saja mereka
minta bantuan tambahan dari tentara karena keadaan yang mulai tidak jelas ini.
Sebenarnya
ada apa sih? Semuanya masih menjadi misteri mengenai keadaan di sekitar
rumah ini. Pertanyaan mengenai polisi terluka yang tiba-tiba mengamuk? Pertanyaan
mengenai makhluk-makhluk mengerikan di sekitar rumah ini?
Langganan:
Postingan (Atom)