MASSACRE NOVEL
10
MASSACRE
Selain
catatan-catatan riset harian kutemukan selembar kertas terselip di tengah halaman.
Kubuka lembaran itu yang ternyata adalah sebuah surat .
****
CATATAN Dr. Helen
Van de Berg
level : Top Secret Document
level : Top Secret Document
Karena saya dan team yang sekarang akan
segera pensiun, maka kami sepakat untuk menuliskan tulisan ini kepada siapapun
nanti yang kelak menggantikan posisi kami sebagai peneliti resmi WHO yang berhubungan
dengan riset ini. Berikut penjelasan dari kami adalah latar belakang mengenai
diadakannya riset ini :
Pada tahun 1960, Uni Sovyet membuat
perjanjian dengan pemerintahan Indonesia .
Dalam perjanjian tersebut adalah Uni Sovyet akan membantu Indonesia
menyediakan peralatan perang untuk melakukan operasi pembebasan Irian barat
yang dikuasai oleh Belanda. Isi lain dari perjanjian tersebut Uni Sovyet boleh
membangun fasilitas rahasia untuk penelitian dan pengembangan senjata biologi
di beberapa lokasi di Indonesia
yaitu di Kalimantan, Jawa Tengah dan Bali .
Pada perkembangannya Uni Sovyet melalui
KGB bekerja sama dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai pelaksana dan
pengawas dari proyek pembangunan fasilitas pengembangan senjata biologi. Hal
tersebut ditentang oleh TNI yang berpendapat bahwa semua persenjataan baik material
maupun biologi harus dikontrol di bawah pengawasan militer untuk keamanan
negara. Konflik antara PKI dan TNI yang kian meruncing, sehingga memaksa Presiden RI
waktu itu yaitu Sukarno untuk menjadi penengah. Sehingga dicapai kesepakatan
bahwa proyek pengembangan senjata biologi berada di bawah pengawasan dewan
khusus dari TNI yang bernama 'Dewan Jenderal' dan pembangunan dan pengelolaan
fasilitas tersebut dilaksanakan oleh PKI. Atas perintah presiden dibentuk juga
sebuah unit khusus yang dipilih dari resimen Cakrabirawa untuk mengamankan
proyek rahasia senjata biologi dibawah komando 'Dewan Jenderal'.
Namun setelah fasilitas pengembangan
senjata rahasia sudah dibangun. Penelitian mulai menyimpang dengan salah
satunya adalah menggunakan manusia sebagai bahan percobaan. 'Dewan Jenderal'
menentang hal tersebut sehingga membangkitkan konflik terpendam dengan PKI.
Konflik tersebut mengakibatkan dibunuhnya beberapa anggota 'Dewan Jenderal'
oleh sebagian dari resimen Cakrabirawa di bawah komando Letkol Untung yang
diam-diam telah membelot ke Sovyet dan menjadi agen KGB. Peristiwa tersebut
dikenal oleh rakyat Indonesia
sebagai G30S/PKI. Dengan adanya peristiwa G30S/PKI mengakibatkan demonstrasi
besar-besaran yang menggulingkan kekuasaan presiden Sukarno.
Peristiwa tersebut digunakan oleh Amerika
Serikat yang merupakan musuh Uni Sovyet, yang sudah lama mencium adanya
aktivitas pengembangan senjata Biologi di Indonesia. Melalui badan intelejennya
yaitu CIA, Amerika Serikat bekerja sama dengan TNI berusaha merebut fasilitas
pembuatan senjata biologi tersebut dari tangan Uni Sovyet.
Karena KGB tidak ingin penelitiannya
jatuh ke tangan musuh, Maka mereka mengaktifkan senjata biologi
tersebut ke masyarakat Indonesia
secara sporadis dan membabi buta. Untuk membuang dan menutupi segala kegiatan
operasi terselubung mereka dengan tujuan menciptakan kekacauan yang lebih besar
lagi yaitu efek yang ditimbulkan oleh senjata biologi tersebut.
Efek senjata biologi tersebut adalah
membuat manusia kehilangan kesadaran secara permanen dan mengakibatkan manusia
menjadi karnivora yang beringas seperti beruang liar yang mengamuk.
Senjata tersebut pengembangan dari sebuah
virus misterius yang didapat dari penelitian ikan fugu, hasil penelitian
seorang ahli kimia dari Afrika sekitar awal abad 19. Senjata biologi tersebut
diberi kode: ZOMBIE.
Seperti pada rabies, virus ini
menginfeksi melalui gigitan atau terjadinya pertukaran darah, selain itu virus
ini dapat menyebar lewat udara pada radius setiap 5-7 kilometer jika di sebarkan menggunakan carrier gas seperti CO2. Selain itu
ternyata virus ini juga berefek pada mayat namun hanya pada mayat yang paling
lama baru 2 hari meninggal. Sehingga korban yang sudah dimangsa para monster
tersebut juga hidup walaupun hanya tersisa bagian kecil tubuhnya saja.
Awalnya virus ini diteliti oleh Jerman
pada awal perang dunia ke 2 untuk menciptakan tentara yang memiliki kekuatan
super dan tidak dapat mati. Setelah Berlin Timur direbut oleh Rusia maka virus
tersebut jatuh ke tangan Uni Sovyet. Karena kemudian perang dingin kian
meruncing maka pemerintah Uni Sovyet mencari tempat pengembangan senjata
biologi-nya ke negara-negara dunia ketiga yang tidak banyak mendapat perhatian dari
negara barat atau jauh dari jangkauan tangan Amerika. Selain Indonesia , Uni Sovyet memiliki beberapa fasilitas
serupa diantaranya di Afganistan , Libya , Iran ,
Somalia , Nepal , Korea
Utara dan Suriah.
Efek senjata kimia yang disebarkan di Indonesia tersebut
ternyata jauh dari bayangan agen-agen KGB dan PKI. Selain mengubah manusia
menjadi monster ganas namun membuat monster-monster tersebut tidak dapat mati
bahkan setelah ditembak jantung dan kepalanya. Militer Indonesia
membunuh orang yang sudah terinfeksi tersebut dengan cara dipenggal kepalanya,
atau dibakar hidup-hidup setelah dipotong tangan dan kakinya.
Kekacauan yang disebabkan virus tersebut
dimulai di daerah Jawa Tengah menyebar sampai ke Jawa Timur, selain itu terjadi
juga di Bali, Kalimantan, Sulawesi , Sumatera
Utara. Kekacauan tersebut membuat terjadinya pembunuhan besar-besaran oleh
militer Indonesia
terhadap orang-orang yang sudah terinfeksi ataupun yang masih dalam tahap
terkontaminasi, hal ini terpaksa dilakukan untuk mencegah meluasnya wabah virus
tersebut. Pimpinan dan anggota PKI yang juga merupakan kaki tangan KGB
ditangkap dan bahkan ada yang dibunuh karena dianggap sebagai dalang
penghianatan dan penyebar virus mematikan ini.
Karena diketahui virus ini ternyata dapat
bermutasi secara alamiah pada makhluk hidup lain dan berkembang sangat cepat.
Pemerintah Indonesia
dibawah rezim Orde Baru dan didanai oleh PBB mendirikan fasilitas khusus untuk
meneliti dan mencari obat penyembuh dan penangkal bagi virus ini apabila
terjadi wabah di kemudian hari. Tidak seperti milik Uni Sovyet, konstruksi
fasilitas ini dibangun di dalam sebuah goa peninggalan Jepang didaerah kaki
gunung Sawal, Jawa Barat, dan dirahasiakan baik secara bangunan
maupun kegiatannya. Fasilitas rahasia ini juga masih menyimpan beberapa contoh
speciment yang dipindahkan dari bekas fasilitas milik Uni Sovyet dan Jerman
Timur.
Namun sampai saat tulisan ini ditulis,
kami belum menemukan obat yang benar-benar dapat melumpuhkan virus tersebut.
Karena virus ini sangatlah cerdas dan mampu beradaptasi, dengan cepat meregenerasi sel-nya,
sehingga mampu beradaptasi untuk bertahan hidup.
Sampai saat ini
keberadaan virus ini masih dirahasiakan dari masyarakat umum dengan menggunakan
pengawasan dan pengontrolan berita di media internasional oleh PBB. Karena
apabila virus ini diketahui dapat berakibat kepanikan, Selain itu ada
kemungkinan juga diincar oleh kelompok-kelompok teroris militan atau organisasi
kejahatan yang ingin menggunakan virus ini untuk kepentingan mereka.
Tulisan ini dibuat dengan tujuan agar
bagi siapapun para peneliti baru yang ditugaskan di fasilitas ini dapat
mengerti dengan jelas duduk persoalan sebenarnya. Sehingga dapat menepis semua
isyu-isyu politik dan segala bentuk konspirasi yang diciptakan oleh pihak
berkepentingan yang sangat mungkin nantinya beredar di masyarakat, berhubungan
dengan riset ini.
Demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik, damai, aman dan nyaman bagi semua orang di Bumi ini.
Demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik, damai, aman dan nyaman bagi semua orang di Bumi ini.
Salam
Jawa Barat 1994, April 9
Jawa Barat 1994, April 9
Helen Van de Berg
****
Aku
dan Tika saling memandang setelah membaca isi surat itu. Matanya yang tajam dan mataku
terlibat eye contact.
"Zombie.
Itu kan dari film dan game?" kataku.
"Tau
nggak? kalau film dibuat tidak seratus persen fiksi. Sebagian menggunakan
realita yang di fiksi-kan" tukas Tika.
"Jadi
mereka ini ada?" kataku.
Aku
masih tidak percaya karena mengalami sendiri kejadian seperti dalam film yang
pernah kutonton.
“Apa hubungan Muti dengan penelitian WHO?”
aku bergumam sendiri.
Kami memperhatikan kembali isi buku itu.
Kubolak-balik
halaman buku ini. Buku ini di penuhi catatan penelitian harian Dr.Helen dan
teamnya.
"Surat ini harus diberitahukan kepada semua petugas."
tiba-tiba saja Tika mengambil surat
dari tangan kananku. Kemudian , Ia
berdiri dan berjalan keluar ruangan.
Aku membaca halaman
terakhir di buku ini :
******
Juni 1,1994.
Akhirnya kami selesai melakukan handover pekerjaan team kami kepada team peneliti baru di bawah pengawasan Dr. Iqbal Setiawan. Tampaknya mereka mempercayakan penelitian ini kepada pengawasan ilmuwan lokal.
Juni 1,1994.
Akhirnya kami selesai melakukan handover pekerjaan team kami kepada team peneliti baru di bawah pengawasan Dr. Iqbal Setiawan. Tampaknya mereka mempercayakan penelitian ini kepada pengawasan ilmuwan lokal.
Setidaknya setelah aku
tinggal selama dua puluh dua tahun di desa ini. Aku bisa segera kembali ke Amsterdam untuk bertemu
dengan Ibu dan kakakku. Semoga vaksin dan serum untuk virus ini dapat berhasil
di temukan.
Salam
Helen
****
Salam
Helen
****
Aku
terperanjat, karena paman Iqbal ternyata merupakan bagian dari team
peneliti WHO, sehingga cerita Muti malam kemarin adalah bohong. Apakah benar Muti adalah istri sah Om Iqbal?
Tapi
kenapa? apa yang disembunyikan Muti? Apa peran Ijal? Apakah makhluk di dalam
laboratorium adalah pamanku? Tidak mungkin kalau peneliti WHO tega bertindak
sekeji itu? Aku semakin penasaran.
Langganan:
Postingan (Atom)